Followers

Friday, February 27, 2009

FUTUR



Seorang penuntut ilmu tidak boleh futur dalam usahanya untuk memperoleh dan mengamalkan ilmu. Futur yaitu rasa malas, enggan, dan lamban dimana sebelumnya ia rajin, bersungguh-sungguh, dan penuh semangat.Futur adalah satu penyakit yang sering menyerang sebagian ahli ibadah, para da’i, dan penuntut ilmu. Sehingga seseorang menjadi lemah dan malas, bahkan terkadang berhenti sama sekali dari melakukan aktivitas kebaikan.Orang yang terkena penyakit futur ini berada pada tiga golongan, yaitu:
1). Golongan yang berhenti sama sekali dari aktivitasnya dengan sebab futur, dan golongan ini banyak sekali.
2). Golongan yang terus dalam kemalasan dan patah semangat, namun tidak sampai berhenti sama sekali dari aktivitasnya, dan golongan ini lebih banyak lagi.
3). Golongan yang kembali pada keadaan semula, dan golongan ini sangat sedikit.
[1]Futur memiliki banyak dan bermacam-macam sebab. Apabila seorang muslim selamat dari sebagiannya, maka sedikit sekali kemungkinan selamat dari yang lainnya. Sebab-sebab ini sebagiannya ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.Di antara sebab-sebab itu adalah.
1). Hilangnya keikhlasan.
2). Lemahnya ilmu syar’i.
3). Ketergantungan hati kepada dunia dan melupakan akhirat.
4). Fitnah (cobaan) berupa isteri dan anak.
5). Hidup di tengah masyarakat yang rusak
.6). Berteman dengan orang-orang yang memiliki keinginan yang lemah dan cita-cita duniawi.
7). Melakukan dosa dan maksiyat serta memakan yang haram.
8). Tidak mempunyai tujuan yang jelas (baik dalam menuntut ilmu maupun berdakwah).9). Lemahnya iman.
10). Menyendiri (tidak mau berjama’ah).
11). Lemahnya pendidikan.

[2]Futur adalah penyakit yang sangat ganas, namun tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan Dia pun menurunkan obatnya. Akan mengetahuinya orang-orang yang mau mengetahuinya, dan tidak akan mengetahuinya orang-orang yang enggan mengetahuinya.Di antara obat penyakit futur adalah.

1). Memperbaharui keimanan.Yaitu dengan mentauhidkan Allah dan memohon kepada-Nya agar ditambah keimanan, serta memperbanyak ibadah, menjaga shalat wajib yang lima waktu dengan berjama’ah, mengerjakan shalat-shalat sunnah rawatib, melakukan shalat Tahajjud dan Witir. Begitu juga dengan bersedekah, silaturahmi, birrul walidain, dan selainnya dari amal-amal ketaatan.
2). Merasa selalu diawasi Allah Ta’ala dan banyak berdzikir kepada-Nya.
3). Ikhlas dan takwa.
4). Mensucikan hati (dari kotoran syirik, bid’ah dan maksiyat).
5). Menuntut ilmu, tekun menghadiri pelajaran, majelis taklim, muhadharah ilmiyyah, dan daurah-daurah syar’iyyah.
6). Mengatur waktu dan mengintrospeksi diri.
7). Mencari teman yang baik (shalih).
8). Memperbanyak mengingat kematian dan takut terhadap suul khatimah (akhir kehidupan yang jelek).
9). Sabar dan belajar untuk sabar.
10). Berdo’a dan memohon pertologan Allah.

[3]PENUNTUT ILMU TIDAK BOLEH PUTUS ASA DALAM MENUNTUT ILMU DAN WASPADA TERHADAP BOSAN
Sebab, bosan adalah penyakit yang mematikan, membunuh cita-cita seseorang sebesar sifat bosan yang ada pada dirinya. Setiap kali orang itu menyerah terhadap kebosanan, maka ilmunya akan semakin berkurang. Terkadang sebagian kita berkata dengan tingkah lakunya, bahkan dengan lisannya, “Saya telah pergi ke banyak majelis ilmu, namun saya tidak bisa mengambil manfaat kecuali sedikit.”Ingatlah wahai saudaraku, kehadiran Anda dalam majelis ilmu cukup membuat Anda mendapatkan pahala. Bagaimana jika Anda mengumpulkan antara pahala dan manfaat? Oleh karena itu, janganlah putus asa. Ketahuilah, ada beberapa orang yang jika saya ceritakan kisah mereka, maka Anda akan terheran-heran. Di antaranya, pengarang kitab Dzail Thabaqaat al-Hanabilah. Ketika menulis biografi, ia menyebutkan banyak cerita unik beberapa orang ketika mereka menuntut ilmu.‘Abdurrahman bin an-Nafis -salah seorang ulama madzhab Hanbali- dulunya adalah seorang penyanyi. Ia mempunyai suara yang bagus, lalu ia bertaubat dari kemunkaran ini. Ia pun menuntut ilmu dan ia menghafal kitab al-Haraqi, salah satu kitab madzhab Hanbali yang terkenal. Lihatlah bagaimana keadaannya semula. Ketika ia jujur dalam taubatnya, apa yang ia dapatkan?Demikian pula dengan ‘Abdullah bin Abil Hasan al-Jubba’i. Dahulunya ia seorang Nashrani. Kelurganya juga Nashrani bahkan ayahnya pendeta orang-orang Nashrani sangat mengagungkan mereka. Akhirnya ia masuk Islam, menghafal Al-Qur-an dan menuntut ilmu. Sebagian orang yang sempat melihatnya berkata, “Ia mempunyai pengaruh dan kemuliaan di kota Baghdad.”Demikian juga dengan Nashiruddin Ahmad bin ‘Abdis Salam. Dahulu ia adalah seorang penyamun (perampok). Ia menceritakan tentang kisah taubatnya dirinya: Suatu hari ketika tengah menghadang orang yang lewat, ia duduk di bawah pohon kurma atau di bawah pagar kurma. Lalu melihat burung berpindah dari pohon kurma dengan teratur. Ia merasa heran lalu memanjat ke salah satu pohon kurma itu. Ia melihat ular yang sudah buta dan burung tersebut melemparkan makanan untuknya. Ia merasa heran dengan apa yang dilihat, lalu ia pun taubat dari dosanya. Kemudian ia menuntut ilmu dan banyak mendengar dari para ulama. Banyak juga dari mereka yang mendengar pelajarannya.Inilah sosok-sosok yang dahulunya adalah seorang penyamun, penyanyi dan ada pula yang Nashrani. Walau demikian, mereka menjadi pemuka ulama, sosok mereka diacungi jempol dan amal mereka disebut-sebut setelah mereka meninggal.Jangan putus asa, berusahalah dengan sungguh-sungguh, mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan lemah. Walaupun Anda pada hari ini belum mendapatkan ilmu, maka curahkanlah terus usahamu di hari kedua, ketiga, keempat,.... setahun, dua tahun, dan seterusnya...

[4]Seorang penuntut ilmu tidak boleh terburu-buru dalam meraih ilmu syar’i. Menuntut ilmu syar’i tidak bisa kilat atau dikursuskan dalam waktu singkat. Harus diingat, bahwa perjalanan dalam menuntut ilmu adalah panjang dan lama, oleh karena itu wajib sabar dan selalu memohon pertolongan kepada Allah agar tetap istiqamah dalam kebenaran.[Disalin dari buku Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga “Panduan Menuntut Ilmu”,

Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, PO BOX 264 – Bogor 16001 Jawa Barat – Indonesia, Cetakan Pertama Rabi’uts Tsani 1428H/April 2007M]__________Foote Notes
[1]. Lihat al-Futur Mazhaahiruhu wa Asbaabuhu wal ‘Ilaaj (hal. 22).[2]. Lihat al-Futur Mazhaahiruhu wa Asbaabuhu wal ‘Ilaaj (hal. 43-71).[3]. Ibid (hal. 88-119) dengan diringkas.[4]. Ma’aalim fii Thariiq Thalabil ‘Ilmi (hal. 278-279 Oleh : Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Wednesday, February 11, 2009

TUGAS PENUNTUT ILMU



Tugas setiap penuntut ilmu secara umum dapat digariskan sebagai empat tugas iaitu:

Memperbetulkan niat
Perkara pertama yang perlu diambil perhatian oleh penuntu ilmu ialah mempunyai keikhlasan niat demi untuk mencapai keredhaan Allah. Bukan untuk berbangga apabila digelar sebagai orang alim atau dengan tujuan untuk mengumpulkan harta, pangkat atau yang seumpamanya. Sabda Rasulullah SAW : 'Sesiapa yang mempelajari ilmu kerana Allah, tidak mempelajari ilmu kerana inginkan harta dunia, tidak akan dia temui kecuali Syurga hari akhirat kelak.' -Riwayat oleh Abd. Razak.Cuma perlu di ingat bahawa, jika harta, pangkat dan yang seumpamanya datang kepada seorang alim, maka tidaklah menjadi kesalahan untuk menerima dan memanfaatkannya.
Berterusan dalam menuntut ilmu.
Ilmu adalah lautan yang tidak mempunyai pantai dan tepian. Maka usaha menuntut dan menambahkan ilmu hendaklah berlaku secara berterusan, tidak dihalangi oleh peringkat-peringkat ijazah tertentu. Firman Allah SWT. "Katakanlah (wahai Muhammad) tambahkan aku ilmu" (Surah Toha :114)

Sabar dalam menuntut ilmu.
Seorang penuntut ilmu hendaklah sentiasa sabar dalam menempuh dugaan dan cabaran yang merintangi perjalanannya di dalam menuntut ilmu sama ada yang bersifat fizikal mahupun rohani. Tidak perlulah diceritakan di sini sejarah para sahabat dan ulama yang menempuh segala cabaran demi untuk menuntut ilmu.

Memuliakan guru.
Sabda Rasulullah SAW : 'Bukan dari umatku orang yang tidak memuliakan orang tua dan mengasihi anak-anak muda kami dan tidak mempelajari daripada orang-orang alim.' -Riwayat Abu Daud. Saya tidak bertujuan untuk menghuraikan hak seorang alim/guru yang perlu ditunaikan oleh muridnya di dalam artikel ini cuma dicadangkan agar kita mengambil sedikit dari masa kita untuk melihat kembali perkara ini, semoga segala ilmu yang kita tuntut akan mendapat keredhaan Allah SWT.

Akhlak Penuntut Ilmu
1) Merasakan tanggungjawab ilmu
Diriwayatkan daripada Muaz bin Jabal beliau berkata Rasulullah SAW bersabda: 'Tidak akan mara seseorang hamba di hari Akhirat melainkan telah ditanya mengenai 4 perkara: Berkenaan Umurnya ke mana yang telah dia habiskan. Berkenaan dengan Waktu mudanya apa yang telah dia lakukan. Berkenaan dengan hartanya dari mana diperolehinya dan ke mana dia belanjakan. Dan berkenaan dengan ilmu apa yang telah diperbuat dengannya.' -Riwayat oleh Attabarani dengan isnad yang sahih
2) Menjaga amanah ilmiah.
Sabda Rasulullah SAW : 'Berilah nasihat pada ilmu, Sesungguhnya khianat seseorang daripada kamu terhadap ilmu adalah lebih dahsyat daripada khianatnya terhadap hartanya, Dan sesungguhnya Allah akan bertanya kepada kamu pada hari kiamat.' - Riwayat Attabarani-.Di antara yang termasuk dalam daerah amanah ilmu adalah beberapa perkara berikut:- i)Menasabkan atau menyandarkan pendapat dan fikrah (buah fikiran) kepada Tuannya. ii)Menyampaikan ilmu yang diketahui, dan tidak malu untuk mengatakan"tidak tahu" jika dia tidak mengetahuinya.
3) Tawadduk.
Para ilmuan yang menyedari bahawa ilmu adalah lautan yang tidak bertepi tidak akan merasa sombong dan bangga dengan apa yang ada pada mereka. Bahkan selagi bertambah ilmu di dada, semakin bertambah sifat tawadduk. Firman Allah SWT: "...Tidak diberi kepada kamu ilmu kecuali sedikit sahaja." (Surah al-Isra':85)
4)Mulia diri (Al-Izzah)
Para ilmuan hendaklah merasa mulia diri dan tidak merendahkan diri apabila berhadapan dengan pemerintah, golongan bangsawan, golongan kaya-raya dan yang seumpamanya. Firman Allah SWT: "Kekuatan itu hanyalah kepada Allah, bagi RasulNya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui." (Al-Munafikun:8) , "Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah lah kemuliaan itu semuanya." (Fathiir:10)
5)Beramal dengan apa yang dipelajari.
Firman Allah SWT : "Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu sendiri melupakan diri (kewajiban)mu sendiri padahal kamu mambaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berfikir?" (Al-Baqarah:44)
6)Sentiasa berusaha untuk menyampaikan ilmu.
Firman Allah SWT: "Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (iaitu):"Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya", lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarkannya dengan harga yang sedikit,amatlah buruk tukaran yang mereka terima." (Ali-Imran:187)

KEMBARA ILMU : SEJAUH MANA PENGHAYATANNYA ?

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang
“Exam final semakin menghampiri. Debaran kian kencang bergolak di dalam dada. Apakah keputusanku kali ini adalah yang terbaik, atau yang terburuk atau cukup-cukup makan?”
Tepuk dada, cek usaha.
Sahabat-sahabat pencinta ilmu sekalian,
Dalam meniti kembara kehidupan ini, pernahkah kita terfikir sucikah ilmu yang kita peroleh selama kita menimbanya sepanjang berlalunya usia kita? Atau sejauh manakah ilmu yang kita tuntut mampu mendekatkan diri kita kepada Ar-Rahman sekaligus mendekatkan kita kepada pintu syurga yang mana menjadi destinasi abadi setelah tamatnya kembara musafir kita di muka bumi ini atau hanya memenuhi tuntutan duniawi semata?
Mengimbau kembali kisah-kisah silam pasti membuatkan kita kagum dengan dengan ketokohan dan kehebatan mereka dalam menuntut ilmu. Antaranya Al-Faruq Umar bin al-Khattab r.a, terkenal sebagai seorang yang ahli dalam bidang fekah dan berijtihad dalam pentafsiran wahyu, dan mengambil hukum dari ayat-ayat al-Quran , Sa’id bin al-Musayyab adalah sayyid al-Tabi’in sama sekali tidak pernah meninggalkan solat berjemaah dengan al-Imam selama 60 tahun, dan beliau pernah menempuh perjalanan 3 hari semata-mata utk menuntut sebuah hadith Rasulullah saw. Manakala Malik bin Anas, imam Dar al-Hijrah (Madinah), penulis kitab al-Muwatta’ , kitab yang amat bermanfaat bagi umat Muslimin, seluruh umurnya dihabiskan untuk menuntut hadith sehingga beliau meriwayatkan hadith dari 70 syaikh. Lihatlah pula Ibnu Hibban, penulis kitab al-Sahih, seorang muhaddith yang mengelilingi pelbagai negeri dan kota untuk menuntut ilmu. Beliau amat mahir dalam bidang hadith sehingga beliau mampu meriwayatkan 2000 hadith. Dan ramai lagi ulama-ulama yang mana menampilkan kesungguhan dan akhlak yang mulia untuk meraih ilmu sebanyak mungkin. Barangkali nama-nama ini cukup asing bagi kita lantaran kita tidak mengambil cakna dengan sejarah-sejarah Islam dan tertipu dengan bermacam fakta yang mana mengangkat tokoh-tokoh barat sebagai sumber ilmu yang agung.
Sahabat-sahabat yang dirahmati Allah sekalian,
Kata Syaikh Ibn ‘Atha’illah As-Sakandari, “Sesungguhnya kampung akhirat dijadikan sbg tempat pembalasan hamba-hambaNya yang mukmin, kerana kampung dunia ini tidak mampu menampung apa yang hendak diberikanNya”. Oleh itu, hadapkanlah hati kita menuju ke kampung akhirat kerana di situlah tempat Allah memuliakan hambaNya dgn membalas amal-amal baik mereka. Nabi melukiskan:
“Andai dunia ini menurut Allah sebanding dengan sayap seekor nyamuk, maka ia tidak akan memberikan minum seteguk pun darinya terhadap orang kafir”. (HR. Ibnu Majah)
Setelah menanamkan makna kehinaan dunia di hati kita, segera menyusul dengan berita gembira buat kita bahawa buah amal juga bisa dipetik di dunia. Inilah tanda kasih sayang Allah pada kita. Bukan bermakna segala amalan yang baik hanya akan dibalas di akhirat dan dunia hanya tempat untuk diuji.
Pernyataan-pernyataan ini sebenarnya sebagai satu motivasi kepada kita untuk mengejar nikmat-nikmat dunia yang baik yang Allah sediakan untuk manusia. Sesungguhnya kejayaan di arena perjuangan ilmu merupakan sesuatu yang perlu kita kejar. Akan tetapi, tidaklah bermakna ianya adalah cita-cita tertinggi kita. Apa guna kalau CGPA 4.0 berada dalam genggaman namun solat dan Al-Quran terletak di tangga yang tercorot. Apatah lagi ilmu-ilmu asas agama yang ditinggalkan dan dianggap tidak penting dan bersifat kuno. Hakikatnya, apabila sesorang itu berilmu namun tidak punya rasa takut pada Allah, maka orang itu hanya memiliki ilmu dunia.
“Mereka hanya mengetahui yang lahir dari kehidupan dunia, sedang tentang (kehidupan) akhirat mereka lalai”. (Ar-Rum:7)

Sahabat-sahabat yang dikasihi,
Hidup ini seperti roda. Kadang di atas, kadang di bawah. Kadang tertinggi kadang tercorot. Kadang-kadang begitu cepat usaha kita berhasil. Namun, kadang-kadang begitu lambat kita mendapat apa yang diusahakan sehingga tertinggal jauh di belakang. Apabila berada di kondisi ini, tidak sedikit yang memilih untuk berputus asa, lantas bersikap sambil lewa tanpa berusaha. Andai kita memilih sikap ini, perhatikanlah iman kita. Adakah ianya betul-betul kukuh atau rapuh?
Kerana sifat orang yang tulus ‘ubudiyahnya (penghambaan) dan melaksanakan hak-hak rububiyah (ketuhanan), jiwanya kuat. Dia pasti begitu yakin tertahannya rezeki daripada Allah bukan bermakna rezekinya tiada. Namun Allah menguji dan melatihnya untuk berusaha dengan lebih gigih. Orang mukmin seperti ini dimotivasikan oleh Allah supaya sentiasa bersikap optimis dengan kegagalan, dan redha dan tawadhuk dengan kejayaan. Mudah-mudahan kitalah orang mukmin seperti ini, insyaAllah.
Sahabat-sahabat sekalian,
Antara sebab mengapa ilmu-ilmu terdahulu masih lagi releven dan digunakan sehingga sekarang adalah kerana mereka begitu menjaga keberkatannya. Perjalanan kembara ilmu sangat panjang dan mereka begitu melaluinya dengan berhati-hati. Bermula dengan niat yang ikhlas, menjaga adab dengan ilmu, dengan guru, dengan ibu bapa, sahabat-sahabat serta iringan doa dan munajat yang tidak putus-putus. Inilah rahsia kejayaan mereka, dan mereka berjaya dalam keadaan yang barakah dan rahmat daripada Allah SWT.
Andai kita bandingkan keadaan mereka dengan keadaan kita, sejauh mana kita telah menjaga keberkatan ilmu yang kita dapat. Nilai sahaja diri kita yang selalu datang lambat ke kelas, meniru kuiz, tidak hormatkan lecturer, ponteng kelas dan sebagainya. Kita begitu alpa untuk memikirkan soal akhlak kita dengan guru, melainkan apa yang kita inginkan hanyalah keputusan yang cemerlang di CFS ini. Sama-samalah kita bermuhasabah, agar apa yang kita kejar selama ini bukanlah fatamorgana semata, tetapi adalah kejayaan hakiki yang dipandang oleh Allah SWT.
Akhirul kalam, dengan masa yang berbaki ini, marilah sama-sama kita mentajdidkan niat sebagai seorang talibul ‘ilm agar ilmu yang kita peroleh mendapat keberkatan daripada Allah dan restu daripada para pensyarah, serta doa daripada ibu bapa dan sahabat-sahabt, mudah-mudahan kejayaan yang hakiki itu milik kita bersama. insyaAllah.  MA’ATTAUFIQ WANNAJAH

Al-Faqir Ilallah,
Pemburu Mumtaz
http://wwwkembarasufi.blogspot.com

Rujukan:
1) Syarah Al-Hikam Ibn ‘Atha’illah As-Sakandari – Mencapai maqam Shddiqun & Rabbaniyyun – Sa’id Hawwa
2) Menyingkap rahsia kejayaan – Dr. Aidh Al-Qarni





Friday, February 6, 2009

madah 2 - Kembaraku Mencari Jiwa Seorang Srikandi


“KEMBARAKU”
Aku Pengembara..
Kembaraku nun jauh beribu batu..
Menuju destinasi yang penuh dengan kepastian
Naar ataupun Jannah
Menjadi pengakhiranku kelak
Setelah aku diuji di persinggahanku
Di dunia penuh dgn ujian.

Kembaraku mencari jiwa seorang srikandi,

Yang hatinya lunak dengan Asma’ Tuhannya,
Kelembutannya, keayuannya, penyayangnya tersembunyi di sebalik ketegasannya,
Mempertahankan maruah diri yang mahal nilainya,
Srikandi itu seperti bintang menyinar,
Gah mempamerkan kewibawaan perjuangan Islam,
Lantang bersuara memusuhi Kuffar Laknatullah,
Dadanya sarat dengan Ilmu,
Petahnya berkata-kata beraksi di ruang legar usrah,
Keberaniannya persis Sumaiyah,
Kebaikannya bak Khadijah,
Cerdiknya seperti Aisyah,
Namun malunya tetap menjadi mahkota diri,
Perisai diri kukuh menjadi benteng dari serangan kumbang yang bernafsu

Srikandi itu,
Mengimpikan mujahid untuk diserahkan dirinya,
Kerana ingin menjadi isteri kedua kepada sebuah perjuangan yang panjang,
Diabadikan diri buat seorang lelaki yang halal buat dirinya,
Dialah tunjang kekuatan bagi sebuah keluarga sakinah,
Dia menjadi dian kepada keluarganya,
Dia dijadikan pelita buat anak-anak yang dilahirkan,
Anak-anaknya dijadikan obor penyinar agama,
Menegak kalimah suci nan Qudus,
Mendaulat perjuangan suci nan mulia,
Ditiupkan roh perjuangan pada anak dan suaminya,
Agar mereka tidak berhenti berjuang,
Mati syahid atau hidup mulia,

Dialah srikandi,
Asset termahal jundi Islam
Yang memilikinya buat peneman
Kerana dialah seindah perhiasan
Apabila menjadi seorang wanita solehah!



Pengembaraan menuju Srikandi,
yang lembut fitrah tercipta,
manis tuturnya,
lentur hati ...
telus wajahnya,
setelus rasa membisik di jiwa,
di matanya cahaya,
dalamnya ada air,
sehangat cinta,
sejernih suka,
sedalam duka,
ceritera hidupnya...


lembutnya bukan lemah,
tabahnya tak perlu pada
jasad yang gagah ...
Srikandi itu,
teman yang setia,
buat Adam dialah Hawa,
tetap di sini ...
dari indahnya jannah,
hatta ke medan dunia,
hingga kembali mengecap ni'matNya ...

Srikandi itu...

bisa seteguh Khadijah,
yang suci hatinya,
tabah & tenang sikapnya,
teman ar-Rasul,
pengubat duka & laranya ...
bijaksana ia,
menyimpan lmu,
si teman bicara,
dialah ishah,
penyeri taman Rasulullah,

dialah Hafsah,
penyimpan mashaf pertama kalamullah ..
.seorang gadis itu ...
bisa setabah Maryam,
meski dicaci meski dikeji,
itu hanya cerca manusia,
namun sucinya ALLah memuji ...

seperti Fatimah kudusnya,
meniti hidup seadanya,
puteri Rasulullah ...
kesayangan ayahanda,
suaminya si panglima agama,
di belakangnya dialah pelita,
cahya penerang segenap rumahnya,
ummi tersayang cucunda Baginda ...

bisa dia segagah Nailah,
dengan dua tangantegar melindung khalifah,
meski akhirnya bermandi darah,
meski akhirnya khalifah rebah,
syaheed menyahut panggilan Allah .

srikandi itu ...

perlu ada yang membela,
agar ia terdidik jiwa,
agar ia terpelihara ...
dengan kenal Rabbnya,
dengan cinta Rasulnya ...
dengan yakin Deennya,
dengan teguh qidahnya,
dengan utuh cinta yang terutama,
Allah jua RasulNya,
dalam ketaatan penuh setia .
pemelihara maruah dirinya,
agama, keluarga & ummahnya ...

Srikandi itu ...

melenturnya perlu kasih sayang,
membentuknya perlu kebijaksanaan,
kesabaran dan kemaafan,
keyakinan & penghargaan,
tanpa jemu & tanpa bosan,
memimpin tangan,
menunjuk jalan ...

Srikandi itu…
yang hidup di alaf ini,
gadis akhir zaman,
era hidup perlu berdikari ...
dirinya terancam dek fitnah,
sucinya perlu tabah,
cintanya tak boleh berubah,
tak bisa terpadam dek helah,
dek keliru fikir jiwanya,
kerna dihambur ucapkata nista,
hanya kerana dunia memperdaya ...
kerna seorang gadis itu,
yang hidup di zaman ini ...
perlu teguh kakinya,
mantap iman mengunci jiwanya,
dari lemah & kalah,
dalam pertarungan yang lama ..
.dari rebah & salah,

dalam perjalanan mengenali Tuhannya,

dalam perjuangan menggapai cinta,
ni'mat hakiki seorang hamba,
dari Tuhan yang menciptakan,
dari Tuhan yang mengurniakan,
seorang gadis itu ...
anugerah istimewa kepada dunia!

Srikandi itu ...

tinggallah di dunia,
sebagai mujahidah,
pejuang ummah ...
anak ummi & ayah,
muslimah yang solehah ...
kelak jadi ibu,
membentuk anak-anak ummah,
rumahnya taman ilmu,
taman budi & ma'rifatullah ...

Srikandi itu ...
moga akan pulang,
dalam cinta & dalam sayang,
redha dalam keredhaan,
Allah yang menentukan ...
seorang gadis itu dalam kebahagiaan!
Moga ar-Rahman melindungi,
merahmati dan merestui,
perjalanan seorang gadis itu ...
menuju cintaNYA yang ABADI!

“Kembara Menjejaki Cinta Ilahi”

madah 1 -Kembaraku Menuju Hijrah


KEMBARAKU

Kembaraku menuju hijrah..

Insan biasa berpalit dosa
memiliki kehidupan seolah tiada penghujung
saban hari, tiada pedoman
entah apa yang dicari
semuanya fatamorgana
makin dikejar, makin menghilang
jua ibarat air laut
makin diminum, makin haus
hidup tiada hala tuju
melangkah pergi mengikut rentak emosi
terkadang gembira terkadang sedih
namun jiwa kosong
penat mencari apa yang tidak mengisi
apa yang diimpi sudah diperolehi
namun hati masih meronta-ronta
seakan ada yang tiada
HATI mula mendesak diri
engkau mesti mencari yang “tiada” itu

Kembara bermula
Dengan bermacam pencarian
Fitrah manusia, mencari agama
ISLAM dicari, ilmu diterokai..
Akhirnya yang tiada DIJUMPAI!!!

Kini Kembara HIJRAH
Hijrah menuju Allah
Pencarian diteruskan
Khazanah permata diterokai lagi
Kerana dasar permukaan tidak cukup untuk menenangkan
Rontaan HATI yang begitu kuat mendesak

Dalam Kembara, bertemu SANG PERJUANGAN
Hati gembira dan kagum, ingin melamarnya

Namun sayang,
SANG PERJUANGAN menolaknya.
“Engkau JIJIK!!”, katanya pada HATI
Terkedu HATI,
Memandang diri yang penuh dengan titik noda kehitaman.

“Wahai SANG PERJUANAGN,
Adakah aku tidak ada peluang lagi untuk memilikimu?”
“Ada. Bersihkan dirimu dulu”
“Bagaimana? Aku tidak tahu. Ajarkan padaku”
“Bertaubatlah wahai hati. Aku akan menyerah diri padamu tatkala engkau telah suci dan jernih”

HATI menyendiri.
Mencari murabbi mengajarkannya membersihkan diri
HATI menyesal
HATI bertaubat
HATI berazam tidak akan mengulangi lagi kesilapannya.

Saban waktu HATI menyucikan dirinya.
HATI gembira, sukmanya tenang
Alunan zikir menghiasi dirinya
Asma Allah melegari ruang di dalamnya

Janji ditepati
SANG PERJUANGAN menyerah diri
“Kini aku mahu bersamamu, duhai HATI. Terimalah aku”
“Aku menerimamu duhai PERJUANGAN. Tetaplah dalam hatiku. Aku begitu merinduimu”
“Duhai HATI, wujudkan rabithahmu dengan Sang Hati yang lain. Mereka menunggumu. Mereka juga mempunyai sahabatku dalam hati mereka. Apabila telah terikat, berjuanglah bersama mereka”
“Aku akan lakukannya.” HATI tersenyum

HATI menangis syahdu
Alangkah nikmatnya berada bersama mereka dlm satu saff perjuangan
Mengapa aku tidak mencarinya dari dulu lagi?
Aku banyak dosa,
Tuhan, Ampunkan aku

Kembara diteruskan,
Selagi HATI masih diberi nyawa
Pengembaraan mesti diteruskan
Sehingga destinasi abadi ditemui
Bertemu RABB meredhainya
Penuh kecintaan

“Kembara Menjejaki Cinta Ilahi”

Sunday, February 1, 2009

Mujahidah Yang Diimpikan




Telah Kau temukan diriku dengannya Ya Rabbi..
Insya Allah Dia adalah hurul'aini...ainul mardhiyati...khoirummata'i...
Dia Mujahidah yang wajib disayangi...
Pencinta TuhannyaYang mengalir khasya’ dalam jiwanya
Dalam perjalanan hidupnya
Detik demi detik ….
Hingga berpisah antara jasad dan nyawa...


Dia.....
Mujahidah yang pantas dirindui
Adalah menatapnya terpancar nur rabbani
Lidahnya basah dengan zikrullah
Di ufuq qalbunya hanya paham kesetiaan untuk din
Ridha terhadap perjalanan jihadQu dan tak berharap kembali kecuali hanya kabar kesyahidanQu…..


Dia...
Mujahidah yang layak dicintai
Yang menutup auratnya dari pandangan lelaki ajnabi
Karena aku menyentuhnya harus terikat ‘aqad dahulu.....
Tidak menghinakan mereka kecuali insan yang hina pula
Dia...
Mujahidah yang layak diimpikan
Yang menguatkan qolbuku
Kepada Ar-Rahman dan Ar-Rahim
Ketika aku tidak ada di sana
Ketika aku ditimpa fitnah dunia


Dia...
Mujahidah yang layak dikasihi
Yang bersyukur pada apa yang ada
Dan bersabar pada apa yang tiada
Cinta pada hidup yang sederhana dan senantiasa mendahulukan
Kaum Muslimin daripada diri dan keluarganya sendiri


Dia.......
Wanita yang wajib disukai
Percaya pada dirinya sendiri
Karena ia akan menjadi madrasah jundi-jundi yang bakal dilahirkan
Untuk menyambung perjuangan di belakang hari
Sesungguhnya selalu berada di dalam doaku
Adalah salaful ummat dirimu, diriku dan keselamatan ummat…


Karena kau..
WANITA “Mujahidah” yang kuimpikan itu……

Baiti Jannati

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Marwan Majdi

Daisypath - Personal pictureDaisypath Happy Birthday tickers

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails