Meniti waktu demi waktu
Tertulis kenangan di bumi barakah ini
Menggenggam erat jaya di lubuk perasaan
Adakah hanya satu impian atau ilusi?
Aku samarnya mengerti
Erti sebenarnya kata madah pejuang itu
Kepentingan diri harus dipertaruhkan
Jiwa raga wajar dikorbankan
Sukma suci perlu menyelami lafaz agung kalamullah
Diri dituntut menjiwai perjuangan seorang perwira
Mencintai syahid di penghujung perjalanan
Aduhai diriku,
Kukatakan diriku pejuang,
Lisan petah menuturkan bicara
Berjanji mengangkat martabat kalam agung
Berjanji membina daulah islamiah
Berjanji membela maruah ummatul muslimin
Berjanji pertaruhkan nyawa demi agama tercinta
Namun,
Aku masih berdiam diri
Statik berdiri dihanyut khayalan
Seolah terkedu tidak menentu
Hatiku bagai merelakan bahang kepalsuan duniawi
Menyimbah bumi yang penuh noda
Impian yang tinggal hanya tinggal ilusi
Aku pejuang yang tandus
Hanya melarik impian dalam mimpi
Meniti alpa dalam khayalan duniawi
Bicara hanya tinggal kenangan
Segalanya retorik memalsukan diriku
Yang bergelar pejuang
Dicipta oleh diriku sendiri
Tuhanku,
Aku hanyalah insan kerdil
Melayari kehidupan dengan secebis kekuatan
Menghitung kembara kehidupan
Mencari-cari sinar pancaran nur Ilahi
Mengharap cinta Agung dari Sang Pencipta
Aku meluah rasa segala perit getir
Menghalang jiwa dan dadaku
Tak mampu terus melegari ruang perjuangan ini
Ku amati saat berlalu
Bertali arus ujian mengguris jiwa
Dugaan tiba meresahkan atma
Terasa peritnya luar biasa hadapi segala suratan ini
Langkahku terasa payah
Diriku tak mampu lagi menanggung
Aku rebah atas kelemahanku sendiri
Siapalah aku di hadapanMu Ya Allah
Tiada tempat di hatiMu
Gementar atmaku
Tak layak dibanding dengan alim ulama’
Apatah lagi dengan dengan para sahabat dan salafussoleh
Ibadahku tak sehebat hambaMu yang berjiwa sufi
Zikirku tak sekhusyuk para waliMu
Tuhanku,
Tatkala ini aku terus gagahi
Perjuangan ini perlu diteruskan
Di kamar senja aku mencari teman mengadu di hujung rindu
Ku tatapi kalamMu lagi menghayati
Janganlah kamu bersikap lemah
Dan janganlah pula kamu bersedih hati
Padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya
Jika kamu orang-orang yang beriman
Helaian lain terus menggamit hati kecil
Sanubari terusik lagi
Dikesani belahan jiwa
Cukuplah Engkau Ya Allah buat segalanya
Engkaulah Pelindungku, Engkaulah Cinta Agungku
Tuhanku pencipta alam sebuana
Aku bukannya pengorak statik di bumi warisan ini
Aku bukanlah pejuang yang gigih menyerikan laman samudera nian
Namun
Selagi belum tibanya hari perhitungan
Selagi taqwa menjadi saksi
Selagi iman masih bersemi
Selagi aku masih bergelar
Umat teristimewa Muhammad Rasul mulia
Ku pinta secebis kudrat dariMu Ya Allah
Untuk mengorak kembali langkah seorang pejuang
Selagi hayat dikandung badan
Sebelum jasad dikandung tanah
Izinkan aku mengembara dalam kehidupanku
Dengan langkah yang teguh berpasak
Walau dirabak kata nista musuh persada
Hadir tribulasi yang tak mungkin dipadam
Pasti teguh tegak selari
Dipasang kukuh keyakinan berdiri
Hati kerdilku terasa kembali aman
Aku mengenggam erat keazaman membara
Mata ku berkaca-kaca
Ku pejam ia
Lelehan hangat air mata menyentuh pipi
Aku puas dengan lantunan ini
Ya Allah, letakkan dunia di tanganku
Bukan di hatiku.. AMEEN
No comments:
Post a Comment